Halaman

Biarkan Kebebasan Memerintah. Matahari Juga Tidak Pernah Mengatur Kemuliaan Yang Harus Dicapai Manusia ~ Nelson Mandela ~

Jumat, 02 Maret 2012

bisa disebut : Mimpiku


pagi itu. . .
masih terdengar gerimis hujan yang sudah turun dari kemarin sore. gema adzan subuh mulai membangunkanku.
mungkin baru 2 jam aku tidur. tak apa lah. bangun subuh itu kan baik untuk kesehatan.
sedikit pusing masih terasa disaat aku coba untuk duduk sesaat. aku membuka sebuah jendela papan kecil yang ada di kamar.
segarnya udara pagi langsung terasa. beberapa kali aku menarik nafas dalam lalu menghembuskannya kembali.
sungguh udara pagi ini benar benar membuat perasaanku tenang.

selang beberapa saat, aku coba untuk berdiri dengan mata yang masih bengkak karena sudah beberapa hari ini kurang istirahat. sambil berpegangan pada dinding papan rumah. aku berjalan menuju sebuah bandar kecil di depan rumah untuk mencuci wajah yang kusam. air yang sedikit keruh karena hujan semalam cukup menyegarkan wajahku.

segelas air putih menyegarkan keronganku. hal yang sudah menjadi kebiaasaanku. dulu aku pernah dengar manfaat minum air putih diwaktu bangun tidur akan baik untuk kesehatan.
aku lanjutkan dengan segelas kopi hitam hangat untuk mengurangi rasa kantuk yang  masih terasa. menuju sebuah meja panjang dengan alas plastik yang sudah mulai agak lusuh. seperti biasa bapakku sudah lebih dulu duduk disana juga dengan segelas kopi hitam hangat yang masih mengeluarkan uap yang terlihat seperti asap. sambil memegang rokok yang sudah tinggal setengah.

sudah beberapa hari ini hujan, kalimat yang mulai diucapkan bapakku.
iaa, jawabku sambil menguap karena masih merasa mengantuk.

percakapan pun mulai terjadi diantara kami berdua.
mulai dari musim hujan sampai kepada keadaan keluarga menjadi perbincangan kami. . .
hidup semakin sulit untuk dijalani kalimat itu terucap oleh bapakku. . . sesaat aku terdiam . . .
memang sudah seperti itu keadaannya mau bagaimana lagi. .  jawaban yang aku berikan atas ucapan bapakku tadi.
lama lama, rakyat mungkin tidak percaya lagi dengan pemerintah . . . kalimat selanjutnya yang diucapkan bapakku. . . akupun sedikit tertegun mendengar kalimat itu. . . sedikit senyum menjadi respon atas kalimat itu dariku. .   . . . kalimat yang menambah kebencianku kepada para pemimpin bangsa kami. . .

mentari perlahan mulai tampak. . gerimis yang sudah dari semalam juga sudah mulai berhenti  . . . yaa. sepertinya akan sedikit cerah hari ini . . . baguslah. . . .
bapakku segera memulai aktifitasnya. . .    sebuah karung besar yang sudah sedikit robek bekas gigitan sapi yang tergantung pada pohon kelapa yang masih muda ia ambil . .sambil membawa sebuah sabit dengan batu kiliran di saku belakang celana. . . . dua ekor sapi yang menjadi satu satunya tabungan keluarga kami harus ia carikan rumput dengan harapan sapi sapi itu nantinya setelah berkembang akan memberikan sedikit perubahan pada ekonomi keluarga kami ataupun jika nanti terjadi hal di luar perkiraan kami sehingga nanti bisa membantu.

sesaat setelah bapakku pergi . .duduk dengan bersandarkan tiang kayu yang dulunya adalah bekas warung . . . 
aku sedikit termenung . . . banyak yang terfikir di pikiranku. . . teruma kata kata bapakku tadi. . .
hembusan angin pagi yang sedikit dingin . . . membawaku pada  mimpi yang sudah tertanam di pikiranku sejak dulu. . . mimpi untuk bangkit dari kehidupanku yang sekarang dan membahagiakan kedua orang tuaku dan membuat mereka bangga sudah punya anak sepertiku hanya itu mimpiku. . .

semangatku pun mulai bangkit kembali . . .  
Yaa . . aku akan coba mulai kembali. .  aku harus segera buktikan. . . bahwa aku bisa mewujudkan mimpiku. . . 





1 komentar: